Universitas Gadjah Mada (UGM), Kementerian Riset dan Teknologi
(Kemenristek) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
bekerja sama mengembangkan teknologi roket Indonesia. Kerjasama ini
bagian dari cita-cita beberapa tahun lalu untuk membuat produk roket
berhulu ledak yang merupakan basis teknologi rudal itu.
Staf Ahli Pertahanan dan Keamanan Kemenristek RI, Ir. Hari Purwanto,
M.Sc., DIC, mengatakan Kemenristek tengah merencanakan produksi roket
hasil pengembangan Lapan. Roket tersebut direncanakan akan dimanfaatkan untuk pertahanan negara dan sebagai pengganti roket yang dibeli dari luar negeri.
Salah satu pengembangan yang diharapkan adalah ke arah pembuatan rudal.
Kementerian Pertahanan memang sudah lama memikirkan produksi rudal
dalam negeri. Ini mulai tercetus tahun 2005. Dana sebesar Rp2,5 miliar
digelontorkan untuk proyek pembuatan rudal pada tahun itu.
Dan bila itu terwujud Dephan akan menggandeng PT Pindad Indonesia,
pabrik senjata dalam negeri yang melakukan penelitian hulu ledak
kaliber 122 milimeter.
Untuk teknologi rudal ini, Indonesia pelan-pelan melakukan alih
teknologi dari negara-negara yang lebih dulu mengembangkannya. Maret
2012 lalu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, ada
pembicaraan dengan China untuk membangun pabrik rudal C-705 di
Indonesia.
Rudal C-705 yang pertama diproduksi di China ini akan melengkapi armada
Kapal Cepat Rudal (KCR) milik TNI Angkatan Laut. Proses kerjasama
produksi rudal ini dilakukan Kementerian Pertahanan RI dan China
Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi
pemegang proyek pengerjaan rudal C-705.
ref:
http://fokus.vivanews.com/news/read/...--i--indonesia
No comments:
Post a Comment