AS selama ini giat mempromosikan penghormatan atas hak cipta atau hak
properti intelektual di mancanegara. Namun, warga negaranya Lynn S. Kimsey dari University of California telah melakukan pencurian riset yang dilakukan oleh peneliti Indonesia Rosichon Ubaidillah.
Lynn dituduh mencuri setelah mempublikasikan
temuan spesies genus tawon baru, Megalara Garuda. Penemuan itu turut
melibatkan peneliti LIPI, Rosichon Ubaidillah. Namun nama Rosichon
tidak tercantum sebagai penulis artikel saat hasil penelitian itu
dimuat pada jurnal akademik ZooKeys edisi Februari 2012
LIPI menyatakan merasa dirugikan akibat salah satu penelitian yang
dilakukan bersama peneliti asing tidak mencantumkan nama Rosichon Ubaidillah. Hasil riset itu terlihat hanya mencantumkan dua nama peneliti asing.
Mereka adalah Lynn S. Kimsey dari University of California, Davis,
Amerika Serikat dan Michael Ohl dari Museum fur Naturkunde, Jerman.
Tulisan mereka berjudul "Megalara garuda, a new genus and species of
larrine wasps from Indonesia (Larrinae, Crabronidae, Hymenoptera)."
Diunggah ke laman Pensoft.net,
artikel Lynn dan Ohl itu hanya mencantumkan nama Rosichon Ubaidillah
(Museum Bogorense) dalam daftar Penghargaan (Acknowledgements). Di
daftar itu juga tercantum sejumlah ilmuwan yang turut membantu, seperti
Brian Harris (Smithsonian Institution), and Rob de Vries (National
Museum of Natural History, Leiden, Belanda) serta The U.S International Cooperative Biodiversity Group sebagai penyandang dana.
Tampaknya
ini membuat tersinggung Rosichon. Walau ikut meneliti bersama Lynn soal
tawon Garuda, dia merasa usahanya tidak dihargai dan menganggap masalah
ini sebagai bentuk pencurian. Sebagai ahli pada Pusat Penelitian
Biologi LIPI, Rosichon menganggap pencurian riset keanekaragaman hayati
oleh peneliti asing bukan hanya soal kerugian materi. Namun, pencurian
itu merupakan bukti tidak adanya penghargaan atas karya anak bangsa.
ref:
http://fokus.vivanews.com/news/read/313674-pencurian-karya-ilmiah--ri-mengeluh-ke-as
No comments:
Post a Comment