Thursday, March 1, 2012

Jamu : Berkibar Di Dunia, Terlantar Di Negeri Asalnya

Jamu: The Ancient Art of Herbal Healing

Kemana anda pergi jika sakit?
Yup betul ke dokter, rumah sakit atau apotek...
Kok tidak ke tukang jamu?
Tukang jamu..? Enggak banget deh...

Akhir - akhir ini kita ribut dengan mombil ESEMKA yang akhirnya masih gagal dalam uji emisi. Kita pikir semua hal yang berbau teknologi keren, dan tradisional begitu udik. Begitu latahkah kita? Kita tidak sadar bahwa sebetulnya kita mempunyai hal-hal yang hebat, tapi selalu tak sadar dan selalu berpikir bahwa hebat itu adalah barat. Tapi tidak selalu demikian, setelah rendang, mungkin Jamu adalah salah satu yang berasal dari kita yang akan mengguncang dunia...

Asal tahu saja, jamu kini mulai bertebaran di supermarket dan toko-toko di negara-negara seperti Inggris. Terobosan sudah dilakukan pengusaha spa di Melbourne, Australia, yang mengembangkan pijat asli Indonesia dengan dipadu ramuan yang mengandung kunyit, daun sirih, dan kulit telur. Ada juga ramuan lain yang membantu wanita mendapatkan kembali vitalitasnya dengan cepat, meningkatkan laktasi, dan menghilangkan angin, pusing, sakit, dan nyeri.

Situs populer Time membuka ulasannya dengan kejadian tahun 1990, ketika wartawan Irlandia, Susan Jane-Beers, melihat sebuah klinik jamu di sudut Jakarta. Seorang "pasien" yang mengeluh nyeri lutut kronis karena usia, yang belum bisa disembuhkan oleh obat-obatan konvensional, pulih setelah beberapa kali minum jamu. Jane-Beers memutuskan untuk mencobanya.

Setelah tiga hari hanya mengonsumsi sepertiga dari dosis yang diresepkan, rasa sakit telah hilang. Ia terheran-heran dengan "kapsul ajaib" berisi ramuan herbal yang diberikan.

Setelah itu Jane-Beers menghabiskan sepuluh tahun meneliti asal-usul, mitos, dan resep dijaga ketat dan aplikasi komersial jamu di Jawa, di mana tanaman telah digunakan untuk tujuan pengobatan sejak zaman prasejarah. Hasilnya, tahun 2001 ia menerbitkan buku dalam bahasa Inggris, Jamu: The Ancient Art of Herbal Healing. Bukunya menjadi buku laris yang paling banyak dibaca di luar Indonesia sejak Herbarium Amboinense, katalog tanaman yang diselesaikan oleh ahli botani Jerman Georg Rumphius pada 1690, lebih dari tiga abad sebelumnya.

Jamu, menjadi sebuah terapi holistik berdasarkan pada pemikiran bahwa jika penyakit datang dari alam, biarkan alam pula yang menyembuhkan. Bahan-bahan alami secara definisi murah tersedia secara luas dan sederhana: pala untuk mengobati insomnia, jambu biji untuk diare, kapur untuk meningkatkan berat badan, dan kemangi untuk menghilangkan bau badan.

Jamu juga telah digunakan untuk mengobati kanker. Dalam bukunya, Jane-Beers menulis tentang dukun di Kota Yogjakarta yang berhasil menyembuhkan kasus kanker serviks terminal dengan teh yang terbuat dari sirih, ramuan tertentu, dan daun misterius bernama "benala". Dikombinasikan dengan diet kacang kedelai yang ketat, pasien dikatakan telah sembuh total dalam 18 bulan.

Sebuah studi 2011 oleh Department of Food Science and Technology di Virginia Tech menemukan bukti yang menunjukkan ekstrak dari buah sirsak menghambat pertumbuhan kanker payudara. Sementara kunyit terbukti sebagai salah satu bagian pengobatan untuk Alzheimer.

Kedokteran Barat mencoba menghancurkan kanker, tapi pada saat yang sama ia menghancurkan unsur-unsur tubuh lainnya. Jamu membantu tubuh memproduksi antibodi sendiri untuk melawan kanker dengan sendirinya.



ref:
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/01/061387342/Situs-Time-Mengulas-Jamu

No comments:

Post a Comment